Senin, 16 Januari 2012

Subsidi BBM


Bukan Main-Main!
Kemungkinan realisasi wacana pembatasan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, bulan April mendatang benar-benar akan terwujud. Ini mengingat rencana tersebut sebenarnya sudah dikoar-koarkan beberapa tahun silam. Kini, sudah saatnya tinggal mengimplementasikannya.
Berasaskan pada UU nomor 22 tahun 2001 pasal 28 ayat 3, tentang BBM subsidi. Pemerintah mencanangkan program pembatasan subsidi BBM. Kebijakan yang diambil pemerintah ini tentu sudah diperhitungkan secara matang dan bukan main-main. Tidak mungkin Pemerintah serta-merta mengeluarkan ‘ultimatum’ tanpa adanya tujuan pasti.
Dalam hal ini, pemerintah mengupayakan agar BBM digunakan sehemat mungkin. Dengan jalan setiap mobil selain angkutan umum dan sepeda motor, dilarang menggunakan premium. Atau, mereka (baca: mobil pribadi) bisa juga memakai gas sebagai bahan bakarnya.   
Namun, jika banyak elemen masyarakat yang menentang kebijakan tersebut, itu sebuah kewajaran. Toh, seperti biasanya bila ada kebijakan baru dari Pemerintah pasti akan timbul pro-kontra. Namun, yang perlu dimengerti ialah bahwa esensi dari kebijakan ini yakni untuk menyejahterakan rakyat. Karena sebetulnnya anggaran subsidi BBM –bila dihemat- dapat  dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan lain yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat Indonesia.
Hal ini diamini oleh Andrinov Chaniago, pengamat kebijakan publik, “Yang terpenting, tujuan pemerintah meningkatkan kebutuhan masyarakat terpenuhi. Kepentingan masyarakat terlindungi, sehingga tidak akan ada masalah,”. (Okezone.com).
Oleh karena itu, semestinya rakyat mendukung penuh keputusan ini. Selanjutnya, Pemerintah beserta seluruh lapisan masyarakat bekerjasama agar dalam pelaksanaan di lapangan tidak terjadi kecurangan-kecurangan.
Agus Sopar, Mahasiswa FT IAIN Ws Semarang
085641284258

Minggu, 01 Januari 2012

PUISIQ

INDAH ........

pagi ini indah,
bila matahari tersenyum lebar dari ufuk timur,
siang ini indah,
bila sinar surya bersahabat dengan tubuh manusia,
sore ini indah,
bila udara selaras bersama anginnya,
hidup ini indah,
bila gelora Cinta berkabut sayang,
indahnya hidup ini,
manakala tiada kepala besar sembari menafikan panjang tangan,
indahnya hidup ini,
 bila tanpa kancil-kancil berdasi yang selalu mencuri ketimun rakyat,
damai kurasa ini,
bila hidup memenusiakan manusia, menghewankan hewan,
bukan MENGHEWAKAN MANUSIA.

BY: el-Haq
Smg, 16 Des '10